Pagi
Bening
1. Sinopsis 
Drama satu babak
karya Serafin dan Joaquin Alvarez Quintaro yang diterjemahkan Sapardi Djoko
Damono ini mengisahkan dua orang tua, Donna Laura dan Don Gonzalo, serta dua
orang pembantu mereka, Petra dan Juanito. Kisah berlangsung di suatu taman di
Madrid, Spanyol. Donna Laura, wanita tua berumur 70 tahun berjalan menuju
bangku taman. Sisa-sisa kecantikan masa muda masih tampak tergurat. Lakunya
juga menunjukkan bahwa mentalnya baik pula. Tangannya membawa payung, sementara
tangan yang lain menumpu pada Petra, gadis pembantu Laura. 
Beberapa waktu,
selalu Donna Laura sempatkan untuk menikmati taman dan duduk di bangku
tersebut. Sampai akhirnya datang Don Gonzalo, lelaki tua berumur 70 tahun,
bersama dengan Juanito, pemuda pembantunya. Dari lakunya, terlihat perangai Don
Gonzalo yang agak congkak dan tampak selalu tak sabaran. Dengan marah-marah
olehsebab bangku yang biasa ditempati Don Gonzalo telah dipakai orang lain,
berjalanlah Ia menuju bangku yang sejak tadi diduduki oleh Laura. Merasa
terganggu dengan celotehan Gonzalo, Donna Laura tersulut pula emosinya. 
Keduanyapun mulai
beradu mulut dan saling meneriaki satu sama lain. Hal-hal sepele menjadi begitu
diributkan oleh kedua orang yang sudah lanjut usia tersebut, mulai dari
merpati-merpati yang –menurut Donna Laura- terganggu oleh kedatangan Gonzalo
dan Juanito, salam “Selamat Pagi” Gonzalo yang justru dijawab panjang oleh
Laura hingga menimbulkan percik kesebalan yang baru, hingga cerita tentang
hewan hasil perburuan Gonzalo yang ditanggapi dingin oleh Laura. 
Suasana ketegangan perlahan reda
dengan dimulainya Gonzalo yang memilih untuk membaca buku dengan volume agak
keras. Laura yang mendengarkan Gonzalo membaca turut masuk ke dalam sajak-sajak
dari buku tersebut. Rupanya Laura hafal tiap kata dari sajak-sajak itu.
Keduanyapun mulai membangun percakapan kembali dengan isi dari buku tersebut
sebagai topiknya. 
Percakapan mereka
kemudian mengarah pada kenangan keduanya akan suatu tempat di Valensia. Di
tempat itu bermukim kenangan Gonzalo dengan seorang gadis yang sempat dia
sukai. Gonzalo kemudian menceritakan seorang gadis yang sempat dia sukai
tersebut. Gadis itu Laura Liorento yang tak lain adalah Donna Laura semasa
muda. 
Donna Laura juga
memiliki kenangan yang sama miripnya dengan kisah Gonzalo semasa muda. Keduanyapun
sadar bahwa di hadapan mereka kini ialah orang yang sempat menjadi bagian dari
masa lalu mereka. Orang yang sempat mereka cintai, mungkin hingga kini. Namun
keduanya memilih untuk menyimpan kenyataan tersebut dalam pikiran mereka
masing-masing. Kenyataan bahwa bangku taman mempertemukan mereka dalam ruang
dan waktu yang berbeda. 
Tak ada lagi
ketegangan dan emosi dalam tiap percakapan-percakapan mereka. Keduanya mulai
mencoba membangun percakapan lebih baik lagi. Membangun ingatan akan kenangan dan
kisah cinta mereka masa muda.