Kamis, 11 Desember 2014

Analisis Naskah Drama

 Kebenaran yang Membunuh
1. Sinopsis 
Berlatar tempat di sebuah penjara, drama ini berkisah perihal seorang perempuan, idealisme, dan suatu realitas sosial. Naskah oleh Meong Purwanto yang diadaptasi dari novel Nawal el Shadawi berjudul “Perempuan di Titik Nol” ini dimulai dengan percakapan seorang Kapten dan Frater di adegan pertama.
Konflik langsung dimunculkan dengan pemikiran kedua tokoh tersebut terhadap Firdaus, narapidana perempuan yang sedang menunggu hukuman mati. Firdaus dihukum olehsebab tindakannya membunuh pejabat tinggi. Namun bukan tanpa alasan Firdaus berbuat demikian. Firdaus yang merupakan seorang pelacur mengatakan ‘tidak’ ketika pejabat tinggi tersebut menginginkannya. Firdaus tak mau menerima uang rakyat yang diberikan oleh pejabat tinggi itu nantinya. Namun si pejabat tinggi itu tetap menginginkannya, hingga Firdaus membela diri dan membunuh si pejabat tersebut.
Oleh karena perbuatan Firdaus yang dirasa melanggar hukum, akhirnya dia dipidana mati. Namun Firdaus tetap tak ingin meminta keringanan atau grasi kepada Presiden. Firdaus tetap pada idealisme dan prinsipnya bahwa Dia berbuat demikian karena sebuah kebenaran, kebenaran yang membunuh.  



2 . Analisis Naskah Drama
Kebenaran yang Membunuh
Penulis   : Meong Purwanto

  1.             Plot      
              Linear secara berurutan, ditunjukkan dalam tahapan pertama  timbul konflik saat percakapan tokoh kapten dan frater. Konflik makin rumit yang ditunjukkan oleh diamnya firdaus saat ditanya oleh frater sehingga mengalami klimaks ketika firdaus bercerita tentang masa lalunya. Kemudian berakhir dengan resolusi atau falling action.
  2.            Penokohan dan Perwatakan

Klasifikasi Tokoh berdasarkan jalannya cerita :
a.         Tokoh protagonis yaitu tokoh yang mendukung cerita. Dalam drama ini ditunjukkan oleh Firdaus.
b.        Tokoh antagonis yaitu tokoh yang menentang cerita. Dalam hal ini ditunjukkan oleh Pejabat, ayah, paman, dan suami.
c.          Tokoh tritagonis yaitu tokoh pembantu baik untuk tokoh protagonist dan tokoh antagonis. Dalam drama ini ditunjukkan oleh tokoh Kapten, Sipir, dan Frater.
Klasifikasi tokoh berdasarkan fungsinya :
a.        Tokoh sentral yaitu tokoh yang paling menentukan gerak lakon, pusat terjadinya konflik. Dalam drama ini ditunjukkan oleh Firdaus.
b.      Tokoh utama yaitu Tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dalam drama ini ditunjukkan oleh Frater.
c.        Tokoh pembantu yaitu tokoh sebagai pelengkap atau tambahan. Dalam drama ini ditunjukkan oleh Sipir dan Kapten. 
Perwatakan
a. Keadaan Fisik (Fisikologis)  
·         Firdaus  : Wajahnya kusut dan dingin, matanya teduh dan liar, Tubuhnya bagai patung lilin tapi perkasa.
          b. Keadaan Psikis (Psikologis)
·         Firdaus  : angkuh, teguh pendirian, dan idealis.
·         Kapten   : tegas.
·         Sipir       : patuh pada pimpinan.
·         Frater     : penyabar, selalu memberi nasihat.
          c. Keadaan Sosial (Sosiologis)
            Pengagungan kekuasaan.
3.       Dialog atau Percakapan         
       Pemilihan diksi yang digunakan disesuaikan dengan perwatakan tokoh yang digunakan.
4.       Setting atau Latar
a.       Tempat               : Penjara keras dan dingin
b.      Waktu              : Dini hari (pukul 12 malam,pukul 1 malam,pukul 2 malam) dan pagi hari (pukul 5 pagi).
c.       Ruang                : Suasananya megangkan dan memprihatinkan. 
5.       Tema / Nada Dasar Cerita  
Kritik Sosial.
6.       Amanat
                        1. Jangan mengagung-agungkan kekuasaan.

                        2. Jangan memandang seseorang dari status sosialnya.

1 komentar:

  1. Postingan yang bagus mbak Renita, sesuai dengan judul blognya, berbagi bahasa. Blognya juga saya suka, background buku sudah sesuai dengan blognya, menunjukkan adanya ilmu pengetahuan yang ada di blognya mbak Renita. Untuk konten-kontennya bisa ditambah lagi mbak Renita. Ikannya kok tidak ada ya? Hanya kolamnya saja, coba bisa diperbaiki lagi.
    Selamat berkarya :)

    BalasHapus