SASTRA ANAK
PUISI ANAK 
A.     
Hakikat Puisi
          Definisi puisi cukup banyak, salah satu pendapat yang
cukup mudah dipahami diantaranya mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya
Sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan
disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni struktur fisik
dan struktur batinnya (Waluyo.1995:28, dalam buku Drs.Supriyadi, Mpd.
Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44). Berdasarkan asal-usul istilah puisi dari atas dan
berbagai pendapat para ahli, pengertian puisi dapat didefinisikan sebagai salah
satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata, rima, dan irama sebagai media
penyampaian untuk membuatkan ekspresi, ilusi dan imajinasi.
1.       
Karakteristik Puisi (Anak)
Sebagai bagian dari Sastra Anak, puisi anak juga
memiliki karakteristik yang identik dengan sastra anak: Pengungkapan sesuatu
dari kaca mata anak. Sebagaimana halnya dengan puisi dewasa, puisi anak juga ditulis
dengan seleksi kata yang ketat, pendayaan metafora dan citraan untuk
menggambarkan imajinasi, memori dan emosi ( Mitchell, 2003: 142 ) 
Menurut Norton
(323-324) puisi anak-anak mempunyai karakteristik sebagai berikut: 
- Puisi anak adalah puisi yang
     berisi kegembiraan.
 - Mengutamakan bunyi bahasa
     dan membangkitkan semangat bermain bahasa.
 - Harus berupaya memperbaiki
     ketajaman imajinasi visual dan kata yang dipergunakan mengmbangkan
     imajinasi, dan melihat serta mendengar kata-kata dalam cara baru.
 - Menyajikan cerita sederhana
     dan memperkenalkan tindakan sehari-hari.
 - Ditulis berdasarkan pengalaman anak.
 - Berbentuk informasi
     sederhana yang membuat anak dapat menafsir dan menangkap sesuatu dari
     puisi itu.
 - Tema puisi harus
     menyenangkan anak-anak, menyatakan sesuatu kepada anak, menggelitik
     egonya, mengingat kebahagiaan, menyentuh kejenakaan dan membangkitkan
     semangat pribadi anak-anak.
 - Dapat dibaca anak-anak dan
     mudah dimengerti.
 
Contoh puisi anak
BERDOA 
Karya: Abdul Goni
Ibuku yang telah memelihara dan
membesarkan daku 
Dan dia telah menyekolahkanku
Dia satu-satunya untukku
Yang merawat aku semenjak kecil
Aku akan mendoakan ibuku
Karna dia mengayun-ayun 
Ketika aku masih kecil
Dan dia yang membesarkanku.
2.       
Dari Rima dan Irama ke Puisi
            Keindahan lagu-lagu
dolanan, dan nursey rhymes, terutama dan pertama-tama
diperoleh lewat permainan bahasa. Permainan bahasa itu sendiri dapat dilakukan
lewat berbagai cara, tetapi yang paling dominan adalah cara-cara perulangan,
repetisi, perulangan bentuk dan jika dibacakan menghasilkan repetisi bunyi.
Wujud perulangan itu sendiri dapat menyangkut kata-kata yang menghasilkan
persajakan, rima, dan pola struktur sintaksis yang menghasilkan irama, irama
yang ritmis dan melodius. Dengan dilagukan  puisi-puisi lagu anak itu
bahkan menjadi semakin dominan peran rima & iramanya, semakin terlihat
unsur kepuisiannya.
NAIK
KERETA API
Naik
kereta api tut tut tut
Siapa
hendak turun
Ke
Bandung Surabaya
Bolehkah
naik dengan percuma
Ayo
kawanku lekas naik
Kereta
apiku tak berhenti lama 
     (Ibu Sud)
              Lagu
dolanan diatas memperlihatkan eksploitasi bahasa, permainan bahasa, untuk
memperoleh dan menekankan unsur rima dan irama.
B.      
UNSUR PUISI
1.   
Bunyi 
Keindahan
bunyi dalam sebuah puisi terasa intensitassnya etelah puisi itu dibacakan, dan
bahkan jika mungkin dilagukan, tidak dilihat secara visual dalam bentuk
tulisan.
Contoh Puisi
POTONG BEBEK
ANGSA
Potong bebek
angsa masak di kuali
Nona minta
dansa dansa empat kali
Sorong ke
kiri sorong ke kanan
Tra lalala
lala lala
Sorong ke
kanan tra lalala lala lala
Masuk ke
hutan ambil rambutan
Dikejar-kejar
sama orang utan
·        
Persajakan,
rima
Pola
perulangan bunyi yang sengaja ditimbulkan & didayakan untuk mencapai efek
keindahan itulah yang kemudian dikenal sebagai persajakan, sajak, atau rima.
Fungsi persajakan, yaitu yang dikenal sebagai daya evokasi: kemampuan
untuk membangkitkan bunyi lain secara ekspresif.
Contoh Puisi
oleh Leon Agusta, Berkemah dengan Putri Bangau, 1981:22
BUNGA MELATI
Bunga mungil
bunga melati
Tumbuh di
taman berumpun-rumpun
Kusiram
engkau setiap pagi
Supaya segar
berdaun rimbun
Bunga kecil
indah berseri
Kembanglah
bertangkai-tangkai
Kucium
wangimu harum sekali
Kelopak
lembut segar terurai
Kupetik
engkau pagi dan petang
Jadi hiasan
di taman kembang
Bila datang
kumbang bertamu
Dia kan
lihat putih wajahmu
·        
Irama
Irama dalam
puisi berkaitan dengan gerak, alunan, bunyi yang teratur yang ritmis, dan itu
akan terasa jika puisi itu dibaca dan didengarkan. Selain
berhubungan dengan alunan bunyi, irama juga berurusan dengan tinggi rendah dan
cepat lambat  serta variasi keduanya,
bahkan juga dengan tekanan kata.
Contoh Puisi
GURUKU
Sungguh
mulia jasamu
Mengajar
murid mengenal ilmu
Tanpa rasa
ragu
Engkau
guruku seorang
Mengajarku
dengan penuh kasih sayang
Perbedaan
tidak kau pandang
Kami semua
merasa senang
Guruku…
Tanpamu ku
tak bisa meraih cita-citaku
Aku akan
selamanya
Mengingat
(Dewi
Anggraeni, Sepuluh Tahun, SD Kartika Cimahi)
2.     
Kata
·        
Seleksi kata
Dilihat dari
segi penulis puisi, seleksi kata-kata adalah proses penulisan yang intensif,
menantang dan sekaligus mengasyikkan
sebagai manifestasi espresi pengalaman emosionalnya. Dilihat dari sudut pebaca
puisi, seleksi kata-kata adalah jaminan pemerolehan kenikmatan emotif &
kemudahan pemahaman
dialog yang ditawarkan. Apek pemilihan kata berdasarkan :
·     
Aspek bunyi : ketetapan
pemilihan kata dari aspek bunyi dalam puisi menjanjikan salah satunya adalah
nilai kepuitisan dan itu berarti bahwa adanya efek keindahan pada puisi yang
bersangkutan. Pemilihn bunyi-bunyi yang terpola secara tepat mnyebabkan puisi
menjadi enak dan lancar dibaca, merdu dan mampu membangkitkan sugesti tertentu.
·      Aspek bentuk : puisi adalah
sebentuk ekspresi yang padat dan indah. Bahasa puisi mesti singkat dan padat.
Singkat mengindikasikan  sedikitnyan
kata-kata yang dipakai, sedang padat menunjukan luasnya gagasan yang
ditawarkan. 
·      Aspek makna : puisi hadir
untuk mendialogkan dan menawarkan sesuatu, makna tetapi dengan cara-cara yang
literer, bicara lewat nurani, kata hati dan rasa.
·      Aspek ekspresivitas : meupakan
aspek yang menekankan pada kesan dan efek yang ingin dicapai karena efek itu
seolah-olah dapat meyakinkan bahwa sesuatu yang diungkapkan itu benar-benar
merupakan lontaran hati secara serta merta.
3.   
Sarana Retorika
Sarana
retorika sengaja dipakai untuk memperindah pengungkapan kebahasaan &
memperluas (juga mengongkretkan & memfasilitasi)  jangkauan pemaknaan.
Sarana retorika meliputi: 
·        
Pemajasan.
            Pemajasan adalah suatu bentuk pengungkapan yang berada di wilayah
tarik-menarik antara makna denotasi & konotasi, langsung & tidak langsungnya makna yang ditunjuk,
makna tersirat & tersurat. Pemajasan lebih difungsikan untuk menambah
kemungkinan berbagai dimensi pemaknaan. Secara garis besar majas dikelompokkan
menjadi 3 yaitu:
-         
Perbandingan.
Berupa bentuk
metafora, simile,
-         
Persamaan 
Berupa
bentuk personifikasi
-         
Pertautan
Berupa
bentuk metonimi-sinekdok
Contoh Puisi
ILMU
Ilmu…
Bukan bagaikan
mengambil sepotong kue
memakannya, kemudian kenyang
tapi
ilmu bagaikan
meraih bulan
yang bulat bersinar
yang jauh disana
walau sulit meraihnya
tapi sangat menyenangkan
bila berhasil menghafalnya
(Safira Azizah, kelas IV
Cimanggis Depok)
·        
Citraan.
 Citraan
untuk mengongkretkan penuturan yang membantu pembaca untuk melihat, mendengar,
merasakan, & menyentuh berbagai pengalaman yang diungkapkan dalam puisi.
Citraan dibedakan menjadi:
-         
Penglihatan
(visual)
-         
 Pendengaran
(auditif)
-         
Gerakan
(kinestik)
-         
Rabaan, 
-         
cecapaian
(taktil termal)
-         
Penciuman
(olfaktori)
Contoh Puisi oleh Syair-syair Asep
PANCA INDRAKU
Aku melihat bulan
Denhan mataku
Aku mendengar kicau burung
Dengan telingaku
Aku merasa manisan
Dengan lidahku
Aku mencium bunga
Dengan hidungku
Aku meraba patung
Dengan kulit tanganku
·        
Penyiasatan
struktur. 
Penyiasatan
struktur adalah salah satu wujud sarana retorika yang bermain di wilayah
struktur & menghasilkan efek retoris yang paling intensif. Penyiasatan
struktur untuk lebih “menggayakan”, mengintensifkan, & menghidupkan
pengeksprsian.
Contoh puisi
DERITA ANAK
BANGSA
Ia mengayuh
sepedanya
Ia mengayuh
semangatnya
Ia mengayuh
harapannya
Menjual
Koran di pagi hari
Panasnya
matahari, dinginnya hujan
Tak ia
rasakan
Ia sampai
putus sekolah
Cita-cita
tak lagi ia gantungkan
Masa depan
tak berani ia angankan
Hanya ada
satu kewajiban
Menjual
Koran, mencari makan
Seperti inikah
nasib anak bangsa?
(Ainun Qalbi
SR, kelas 1 SMPN 1 Surabaya)
4.   
Tema 
            Jika penulis puisi itu adalah anak-anak, kandungan isi puisi yang
dihasilkan mesti juga
tidak jauh dari dunia anak, pengalaman anak, & bagaimana cara anak
memandang hal-hal itu semua yang menurut ukuran orang dewasa terrgolong
sederhana. Orang dewasa yang menulis puisi anak pun mau tidak mau harus “menyeuaikan diri” dengan
dunia dan cara pandang anak agar puisi yang dihasilkan komunikatif bagi pembaca
anak. Tema-tema yang banyak ditemukan pada puisi anak misalnya, tema orang tua dan guru, tema binatang dan lingkungan
alam, tema religius.
Contoh puisi
MAMA
Oh…mama
Kenapa hatimu mulia
Aku ingin memelukmu
Aku selalu merindukanmu
Sejak aku masih kecil
Aku selalu disayang mama
Mama oh mama
Kau jangan bersedih
(Desti Yuliani Bayuningsih,
SDN Banaran 1, Playen, Gunungkidul)
C.
MACAM PUISI ANAK 
1.     
Balada
           Balada adalah puisi yang berisi cerita, namun
ia diadaptasikan untuk
dinyanyikan atau paling tidak memberikan efek nyanyian. Karkteristik balada
adalah dipergunakan dialog dalam pengisahan cerita, kuatnya aspek repetisi bnyi
yang terwujud dalam bentuk rima & irama, & adanya unsure refrain
sebagaimana halnya dalam nyanyian. Puisi yang memiliki aspek balada misalnya
puisi yang berjudul:
 MAMA,
ADA ORANG MINTA-MINTA DI PINTU PAGAR
Mama,
ada orang minta-minta di pintu pagar
Kasihan
sekali. Matanya buta, jalannya meraba-raba
Sherly
hanya dapat memberinya sepotong coklat dan 
Gula-gua.
Karena sisa uang jajanku hari ini habis untuk 
Membeli
buku.
Mama,
ada orang minta-minta di pintu pagar
Kasihan
sekali. Tampaknya lapar dan belum makan dari pagi
Barangkali
uang belanja masih tersisa. Sebagian dapat
Diberikan
padanya, untuk membeli sebungkus nasi atau 
Makanan.
Mama,
orang minta-minta itu telah meninggalkan pintu
Pagar.
Dengan uang yang dua puluh lima rupiah, wajahnya
Kelihatan
cerah. Ia kembali berjalan tersaruk-saruk dituntun
Oleh
tongkatnya menuju rumah tetangga.
            (Sherly Malinton, Bunga Anggrek untuk Mama, 1981:16).
2.     
Puisi Naratif 
           Puisi naratif adalah puisi
yang bercerita (Mitchel, 2003:147). Wujud puisinya dapat berupa puisi lirik,
sonata, atau syair, namun suatu hal yang pasti adalah bahwa puisi itu berisi
cerita (Huck dkk. (1987:407). Salah satu contoh puisi naratif adalah puisi yang
berjudul “Putri Bangau” (karya Leon Agusta).
PUTRI BANGAU
1
Konon dahulu di negeri Jepang
Tersebutlah tentang sebuah dongeng
Mengisahan seekor bangau yang malang
Sayapnya luka tak bisa terbang
Seorang pak tani setengan baya
Menemukannnya dekat telaga
Bangau dipungut diobatinya
Sehingga sembuh sayap yang luka
Sang bangau tak dapat banyak bicara
Pada pak tani berhti mulia
Dalam hatinya ia berjanji
Suatu waktu kan datang kembali
                       ***
2
Datanglah saaatnya disuatu pagi
Ketika pak tani lagi sendiri
Datanglah padanya seorang putri
Ingin diterima sebagai istri
Karen tak ada aral melintang
Merekapun kawin tanpa halangan
Mendirikan rumah hutan
Sambil bekerja pagi dan petang
Ketika pak tani kerja di ladang
Sang istri bertenun dalam kamar
Setelah siap selembar kain
Sarung sutra halus dan indah
Sang istri mohon agar dijual 
Kepada pedagang yang dari kota
Karena kainnya sangat indah
Sutra halus tenunan dewi
Pedagang kota sedia membayar
Banyaknya uang sepundi emas
Demikianlah hidup pak tani miskin
Menjadi kaya beristri jelita
Merekapun saling setia
Nikmati hidup damai bahagia
3.     
Puisi Lirik 
Puisi lirik adalah menggambarkan
suasana hati, jiwa, perasaan, & pikiran. Puisi lirik berwujud ontaran jiwa,
hati perasaan, & pikiran untuk menyikapi sesuatu yang telah menjadi
pengalaman emosional penulisnya Mitchell
(2003:147-148) . Misalnya,
puisi yang berjudul “PAPAKU” (karya Reynaldo Marsadio).
PAPAKU
Ya Tuhan....
Aku mohon Kau melindungi
Dan menjaga Papa selalu.
Saat aku masih tidur lelap
Papa sudah berangkat kerja
mencari nafkah buat kami semua
Tengah malam Papa baru pulang
Saat aku sudah tertidur pulas
Ya Tuhan...
Terima kasih Kau beri kami
Papa yang baik hati
(karya Reynaldo Marsadio, SDN Ungaran 1 Yogyakarta).
Terima kasih Renita, semoga bermanfaat
BalasHapusIsinya sudah cukup bagus, Ren. Hanya saja tatanan tampilannya perlu sedikit dirapikan agar terlihat lebih indah :)
BalasHapusnot bad
BalasHapusbagus
BalasHapusisinya bagus
BalasHapusIzin share y😁
BalasHapus