Kamis, 11 Desember 2014

Analisis Naskah Drama "Pagi Bening"

Pagi Bening
1. Sinopsis 
Drama satu babak karya Serafin dan Joaquin Alvarez Quintaro yang diterjemahkan Sapardi Djoko Damono ini mengisahkan dua orang tua, Donna Laura dan Don Gonzalo, serta dua orang pembantu mereka, Petra dan Juanito. Kisah berlangsung di suatu taman di Madrid, Spanyol. Donna Laura, wanita tua berumur 70 tahun berjalan menuju bangku taman. Sisa-sisa kecantikan masa muda masih tampak tergurat. Lakunya juga menunjukkan bahwa mentalnya baik pula. Tangannya membawa payung, sementara tangan yang lain menumpu pada Petra, gadis pembantu Laura.
Beberapa waktu, selalu Donna Laura sempatkan untuk menikmati taman dan duduk di bangku tersebut. Sampai akhirnya datang Don Gonzalo, lelaki tua berumur 70 tahun, bersama dengan Juanito, pemuda pembantunya. Dari lakunya, terlihat perangai Don Gonzalo yang agak congkak dan tampak selalu tak sabaran. Dengan marah-marah olehsebab bangku yang biasa ditempati Don Gonzalo telah dipakai orang lain, berjalanlah Ia menuju bangku yang sejak tadi diduduki oleh Laura. Merasa terganggu dengan celotehan Gonzalo, Donna Laura tersulut pula emosinya.
Keduanyapun mulai beradu mulut dan saling meneriaki satu sama lain. Hal-hal sepele menjadi begitu diributkan oleh kedua orang yang sudah lanjut usia tersebut, mulai dari merpati-merpati yang –menurut Donna Laura- terganggu oleh kedatangan Gonzalo dan Juanito, salam “Selamat Pagi” Gonzalo yang justru dijawab panjang oleh Laura hingga menimbulkan percik kesebalan yang baru, hingga cerita tentang hewan hasil perburuan Gonzalo yang ditanggapi dingin oleh Laura.
Suasana ketegangan perlahan reda dengan dimulainya Gonzalo yang memilih untuk membaca buku dengan volume agak keras. Laura yang mendengarkan Gonzalo membaca turut masuk ke dalam sajak-sajak dari buku tersebut. Rupanya Laura hafal tiap kata dari sajak-sajak itu. Keduanyapun mulai membangun percakapan kembali dengan isi dari buku tersebut sebagai topiknya.
Percakapan mereka kemudian mengarah pada kenangan keduanya akan suatu tempat di Valensia. Di tempat itu bermukim kenangan Gonzalo dengan seorang gadis yang sempat dia sukai. Gonzalo kemudian menceritakan seorang gadis yang sempat dia sukai tersebut. Gadis itu Laura Liorento yang tak lain adalah Donna Laura semasa muda.
Donna Laura juga memiliki kenangan yang sama miripnya dengan kisah Gonzalo semasa muda. Keduanyapun sadar bahwa di hadapan mereka kini ialah orang yang sempat menjadi bagian dari masa lalu mereka. Orang yang sempat mereka cintai, mungkin hingga kini. Namun keduanya memilih untuk menyimpan kenyataan tersebut dalam pikiran mereka masing-masing. Kenyataan bahwa bangku taman mempertemukan mereka dalam ruang dan waktu yang berbeda.
Tak ada lagi ketegangan dan emosi dalam tiap percakapan-percakapan mereka. Keduanya mulai mencoba membangun percakapan lebih baik lagi. Membangun ingatan akan kenangan dan kisah cinta mereka masa muda.

Analisis Naskah Drama

 Kebenaran yang Membunuh
1. Sinopsis 
Berlatar tempat di sebuah penjara, drama ini berkisah perihal seorang perempuan, idealisme, dan suatu realitas sosial. Naskah oleh Meong Purwanto yang diadaptasi dari novel Nawal el Shadawi berjudul “Perempuan di Titik Nol” ini dimulai dengan percakapan seorang Kapten dan Frater di adegan pertama.
Konflik langsung dimunculkan dengan pemikiran kedua tokoh tersebut terhadap Firdaus, narapidana perempuan yang sedang menunggu hukuman mati. Firdaus dihukum olehsebab tindakannya membunuh pejabat tinggi. Namun bukan tanpa alasan Firdaus berbuat demikian. Firdaus yang merupakan seorang pelacur mengatakan ‘tidak’ ketika pejabat tinggi tersebut menginginkannya. Firdaus tak mau menerima uang rakyat yang diberikan oleh pejabat tinggi itu nantinya. Namun si pejabat tinggi itu tetap menginginkannya, hingga Firdaus membela diri dan membunuh si pejabat tersebut.
Oleh karena perbuatan Firdaus yang dirasa melanggar hukum, akhirnya dia dipidana mati. Namun Firdaus tetap tak ingin meminta keringanan atau grasi kepada Presiden. Firdaus tetap pada idealisme dan prinsipnya bahwa Dia berbuat demikian karena sebuah kebenaran, kebenaran yang membunuh.  



2 . Analisis Naskah Drama
Kebenaran yang Membunuh
Penulis   : Meong Purwanto

  1.             Plot      
              Linear secara berurutan, ditunjukkan dalam tahapan pertama  timbul konflik saat percakapan tokoh kapten dan frater. Konflik makin rumit yang ditunjukkan oleh diamnya firdaus saat ditanya oleh frater sehingga mengalami klimaks ketika firdaus bercerita tentang masa lalunya. Kemudian berakhir dengan resolusi atau falling action.
  2.            Penokohan dan Perwatakan

Klasifikasi Tokoh berdasarkan jalannya cerita :
a.         Tokoh protagonis yaitu tokoh yang mendukung cerita. Dalam drama ini ditunjukkan oleh Firdaus.
b.        Tokoh antagonis yaitu tokoh yang menentang cerita. Dalam hal ini ditunjukkan oleh Pejabat, ayah, paman, dan suami.
c.          Tokoh tritagonis yaitu tokoh pembantu baik untuk tokoh protagonist dan tokoh antagonis. Dalam drama ini ditunjukkan oleh tokoh Kapten, Sipir, dan Frater.
Klasifikasi tokoh berdasarkan fungsinya :
a.        Tokoh sentral yaitu tokoh yang paling menentukan gerak lakon, pusat terjadinya konflik. Dalam drama ini ditunjukkan oleh Firdaus.
b.      Tokoh utama yaitu Tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dalam drama ini ditunjukkan oleh Frater.
c.        Tokoh pembantu yaitu tokoh sebagai pelengkap atau tambahan. Dalam drama ini ditunjukkan oleh Sipir dan Kapten. 
Perwatakan
a. Keadaan Fisik (Fisikologis)  
·         Firdaus  : Wajahnya kusut dan dingin, matanya teduh dan liar, Tubuhnya bagai patung lilin tapi perkasa.
          b. Keadaan Psikis (Psikologis)
·         Firdaus  : angkuh, teguh pendirian, dan idealis.
·         Kapten   : tegas.
·         Sipir       : patuh pada pimpinan.
·         Frater     : penyabar, selalu memberi nasihat.
          c. Keadaan Sosial (Sosiologis)
            Pengagungan kekuasaan.
3.       Dialog atau Percakapan         
       Pemilihan diksi yang digunakan disesuaikan dengan perwatakan tokoh yang digunakan.
4.       Setting atau Latar
a.       Tempat               : Penjara keras dan dingin
b.      Waktu              : Dini hari (pukul 12 malam,pukul 1 malam,pukul 2 malam) dan pagi hari (pukul 5 pagi).
c.       Ruang                : Suasananya megangkan dan memprihatinkan. 
5.       Tema / Nada Dasar Cerita  
Kritik Sosial.
6.       Amanat
                        1. Jangan mengagung-agungkan kekuasaan.

                        2. Jangan memandang seseorang dari status sosialnya.

Selasa, 09 Desember 2014

Sinopsis Novel

Derai Sunyi

Karya : Asma Nadia


          Dari novel ini di ceritakan penganiayaan terhadap seorang pembantu rumah tangga yang tak lain adalah gadis lulusan SLTP yang mencoba mencari peruntungan di kota. Berasal dari sebuah keluarga miskin merupakan penyebab dia pergi mencari pekerjaan demi membantu mencukupi perekonomian keluarga, ayahnya meninggal sejak dia masih kelas 4 SD kini dia hanya tinggal bersama ibu dan kakak perempuannya. Mereka berdua bersama-sama membangun ekonomi keluarganya sekuat tenaga tapi sang adik menginginkan kehidupan yang lebih baik dengan bekerja di kota. Tekadnya yang kuat membuat ibu dan kakaknya tak bisa melarang dia pergi. Dengan penuh harapan untuk sukses dengan bekerja di kota agar dapat mengangkat perekonomian keluarganya.                                                                                              
         Setelah sampai di kota dan dia bekerja di sebuah rumah mewah ternyata semua harapannya sirna, bukan keberuntungan yang dia dapatkan tapi siksaan yang bertubu-tubi. Bagai mimpi buruk  dalam hidupnya megalami hal seperti itu, yang lebih menyakitkan lagi adalah tak sepeser pun dia menerima gaji dari majikannya, padahal jaauh dari lubuk hatinya dia ingin sekali mengirimkan hasil kerjanya di kota pada ibu dan kakaknya di kampung. Hari-harinya begitu pilu, menyakitkan dan menyedihkan rasanya tak ada sedetikpun kebahagiaan yang dia dapatkan di rumah itu. Kekejaman majikannya membuat dia semakin tak berdaya, dia hanya mencba pasrah pada yang maha kuasa, hingga dia menghembuskan nafas terakhir di rumah mewah itu dengan sejuta penderaan.

Kamis, 04 Desember 2014

Teks Genre Argumentatif

Contoh Teks Genre Argumentatif

1. Teks Eksposisi

Struktur
Judul : Pentingnya Kegiatan Ekstrakurikuler Bagi Siswa

Pernyataan Pendapat
Pendidikan adalah upaya untuk mendidik, mengembangkan dan menghasilkan individu yang cerdas dan memilki wawasan luas. Pendidikan saat ini cenderung hanya menekankan pada aspek pengetahuan semata. Dalam hal ini ada banyak cara yang dilakukan sekolah dalam mengembangkan karakter siswa, salah satunya adalah dengan kegiatan ekstrakurikuler.
Argumentasi
Kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa sangat dibutuhkan. Ekstrakurikuler merupakan bentuk kegiatan yang dilakuakan diluar jam pelajaran. Banyak manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan ini misalnya pengembangan kemampuan atau bakat minat, menumbuhkan mental yang tangguh. Kegiatan ekstrakurikuler sendiri dapat berupa kegiatan olahraga maupun kegiatan yang berhubungan dengan seni. Dengan kegiatan ini siswa dapat memperoleh pengetahuan baru tentang suatu hal, memperoleh banyak pengalaman diluar kegiatan belajar di kelas kemudian siawa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat menambah banyak teman baru.
Reiterasi
Oleh karena itu, pengembangan kemampuan siswa tidak hanya melalui pengembangan secara kognitif atau pengatahuan saja. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat memperoleh banyak hal yang bermanfaat. Kegiatan ekstakurikuler dilakukan sebagai upaya dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki setiap siswa.

Rabu, 03 Desember 2014

Teks Genre Makro

Contoh Teks Genre Makro

1. Teks Ulasan

KENANGA

Identitas                           : Novel Kenanga
Judul                                 : Kenanga
Penulis                              : Oka Rusmini
Penerbit                            : Grasindo
Kota Tempat Terbit          : Jalan Palmerah Selatan 22, Jakarta
Tahun Terbit                     : Cetakan III, November 2004
Tebal Halaman                 : 294 Halaman           

         Kenanga adalah salah satu novel karya Oka Rusmini. Novel ini menceritakan tentang kehidupan beserta adat isstiadat masyarakat Bali. Tokoh Kenanga yang merupakan seorang perempuan Bali yang menentang adanya aturan-aturan yanag membelenggu kebebasan perempuan-perempuan Bali.
              Keberanian Kenanga sebagai perempuan dengan segudang ambisi yang tinggi mendapatkan banyak cobaan dalam hidupnya. Ketegaran Kenanga di uji dengna berbagai masalah yang datang, orang tuanya selalau mengingatkan Kenanga agar tidak melupakan kodratnya sebagai seorang perempuan. Mereka berasal dari keluarga bangsawan di Bali, kasta tertinggi bagi masyarakat Bali. Keluarga bangsawan akan menjadi contoh bagi masyarakat sekitarnya. Namun dengan usianya yang tidak muda lagi, Kenanga tak kunjung menikah padahal adik kandungnya sendiri yaitu Kencana telah menikah mendahului Kenanga. Kenanga lebih memilih menyelesaikan S2 nya dan mengejar karir nya daripada memikirkan tentang pernikahan. Hal tersebut yang menjadi kekhawatiran orang tua Kenanga, karena anaknya akan mendapat banyak prasangka tidak baik dari masyarakat terlebih mereka adalah keluarga bangsawan.
              Kenanga tidak pernah terganggu ndengan semua perkataan orang-orang terhadap dirinya. Dia perempuan yang cerdas, kuat dan ambisius. Kenanga menghabiskan waktu dan tenaganya untuk melakukan apa yang menurutnya baik, dia tidak ingin statusnya sebagai seorang perempuan bangsawan terbelenggu karena adat istiadat yang ada dan berkembang dalam kehidupan masyarakat Bali.

Teks Genre Deskriptif

Contoh Teks Genre Deskriptif

1. Teks Eksplanasi

Struktur Teks 

Judul : Kebakaran di Pemukiman Padat Penduduk
Pernyataan Umum
Kebakaran merupakan kejadian atau peristiwa timbulnya api yang cukup besar pada suatu wilayah atua benda tertentu. Kebakaran juga terjadi di Permukiman padat penduduk. Terjadinya kebakaran sudah tentu terdapat hal-hal yang memicu. Terdaat berbagai faktor yang memicu terjadinya kebakaran.
Urutan Sebab Akibat
Kebakan terjadi karna intensitas api begitu banyak dan tidak bisa dipadamkan dengan mudah. Kelalaian adalah suatu perbuatan yang tidak disengaja,  dan kelalaian ini pula yang sering menimbulkan kejadian kebakaran yang menimbulkan korban jiwa maupun kerugian harta benda yang besar.  Hampir pada setiap peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota-kota besar yang padat penduduknya,  terjadinya adalah karena faktor kelalaian. Peristiwa kebakaran yang terjadi di kota-kota besar yang padat penduduknya,  seperti di Jakarta,  sebagian besar disebabkan karena hubungan arus pendek listrik/korsleting. Arus pendek listrik merupakan penyebab kebakaran yang terbesar,  umumnya terjadi di kawasan padat bangunan,  mengingat bahwa masyarakat kurang menjaga keamanan jaringan listrik,  disamping itu banyak bangunan yang berusia lebih dari 10 tahun tapi jarang diperiksa kondisi jaringan listriknya / lalai dalam perawatan jaringan listrik yang digunakan.

Urutan Sebab Akibat
Selain dikarenakan adanya gangguan arus listrik, kebakaran juga bisa dikarenakan penyalaan sendiri yang biasanya terjadi dalam gudang-gudang penyimpanan bahan-bahan kimia.   Hal ini disebabkan karena udara yang kering dan berlangsung lama dapat menimbulkan terjadinya penyalaan sendiri pada barang-barang yang disimpan.

Urutan Sebab Akibat



Kebakaran di wilayah padat penduduk juga bisa di sebabkan karena punting rokok yang di buang sembarangan dalam kondisi puntung rokok masih hidup, sehingga menyentuh benda yang mudah terbakar, dan meluas menjadi kebakaran dengan intensitas air yang besar.

Analisis Puisi Anak

SASTRA ANAK

PUISI ANAK 

A.      Hakikat Puisi
          Definisi puisi cukup banyak, salah satu pendapat yang cukup mudah dipahami diantaranya mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya Sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni struktur fisik dan struktur batinnya (Waluyo.1995:28, dalam buku Drs.Supriyadi, Mpd. Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44). Berdasarkan asal-usul istilah puisi dari atas dan berbagai pendapat para ahli, pengertian puisi dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata, rima, dan irama sebagai media penyampaian untuk membuatkan ekspresi, ilusi dan imajinasi.

1.        Karakteristik Puisi (Anak)
Sebagai bagian dari Sastra Anak, puisi anak juga memiliki karakteristik yang identik dengan sastra anak: Pengungkapan sesuatu dari kaca mata anak. Sebagaimana halnya dengan puisi dewasa, puisi anak juga ditulis dengan seleksi kata yang ketat, pendayaan metafora dan citraan untuk menggambarkan imajinasi, memori dan emosi ( Mitchell, 2003: 142 )
Menurut Norton (323-324) puisi anak-anak mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  1. Puisi anak adalah puisi yang berisi kegembiraan.
  2. Mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan semangat bermain bahasa.
  3. Harus berupaya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan kata yang dipergunakan mengmbangkan imajinasi, dan melihat serta mendengar kata-kata dalam cara baru.
  4. Menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan tindakan sehari-hari.
  5. Ditulis berdasarkan pengalaman anak.
  6. Berbentuk informasi sederhana yang membuat anak dapat menafsir dan menangkap sesuatu dari puisi itu.
  7. Tema puisi harus menyenangkan anak-anak, menyatakan sesuatu kepada anak, menggelitik egonya, mengingat kebahagiaan, menyentuh kejenakaan dan membangkitkan semangat pribadi anak-anak.
  8. Dapat dibaca anak-anak dan mudah dimengerti.

Contoh puisi anak
BERDOA
Karya: Abdul Goni
Ibuku yang telah memelihara dan membesarkan daku
Dan dia telah menyekolahkanku
Dia satu-satunya untukku
Yang merawat aku semenjak kecil

Aku akan mendoakan ibuku
Karna dia mengayun-ayun
Ketika aku masih kecil
Dan dia yang membesarkanku.

2.        Dari Rima dan Irama ke Puisi
            Keindahan lagu-lagu dolanan, dan nursey rhymes, terutama dan pertama-tama diperoleh lewat permainan bahasa. Permainan bahasa itu sendiri dapat dilakukan lewat berbagai cara, tetapi yang paling dominan adalah cara-cara perulangan, repetisi, perulangan bentuk dan jika dibacakan menghasilkan repetisi bunyi. Wujud perulangan itu sendiri dapat menyangkut kata-kata yang menghasilkan persajakan, rima, dan pola struktur sintaksis yang menghasilkan irama, irama yang ritmis dan melodius. Dengan dilagukan  puisi-puisi lagu anak itu bahkan menjadi semakin dominan peran rima & iramanya, semakin terlihat unsur kepuisiannya.

NAIK KERETA API
Naik kereta api tut tut tut
Siapa hendak turun
Ke Bandung Surabaya
Bolehkah naik dengan percuma
Ayo kawanku lekas naik
Kereta apiku tak berhenti lama
     (Ibu Sud)
              Lagu dolanan diatas memperlihatkan eksploitasi bahasa, permainan bahasa, untuk memperoleh dan menekankan unsur rima dan irama.

Selasa, 02 Desember 2014

Puisi

Setia Sang Jaka

Jaka
Aku melihat mu lelap di pangkuan angin
Menyabit rumput gajah di pematang sawah
Menghilang di gerbang pendopo kabupaten

Gusti mu memanggil
Jaka anak pangon kesayangan
Suka-duka yang kau lewati sendirian
Bahwa kau tak akan lari dari pengabdian

Jaka
Gusti mu haus akan kesaktian
Marampas anugerah yang kau miliki
Lalu musnah bersama udara

Habis manis sepah dibuang
Tidakkah itu yang terjadi?
Maka itu masih terisak sedih
Seraya mengucapkan ‘selamat tinggal Gusti’



(puisi hasil adaptasi dari cerita rakyat)

Cerpen Sosial

Sang Kades

          Pagi itu kantor kepala desa telah menjadi lautan manusia. Warga desa Bobot Lor berkumpul di halaman untuk menyaksikan pengundian nomor urut calon kepala desa yang baru. Tepatnya satu bulan lagi desa Bobot Lor akan memiliki kepala desa baru, para calon telah terjaring menjadi tiga orang yaitu Pak Didi, Pak Bowo dan Pak Yanto. Pendukung masing-masing calon meneriakkan slogan mereka. Nomor urut 1 adalah Pak Didi, dia adalah pemilik ternak paling banyak di desa ini. Nomor urut 2 Pak Yanto dia tidak memiliki ternak namun Pak Yanto tersebut mempunyai puluhan warung sate yang tersebar di sekitar desa Bobot Lor dan yang terakhir Pak Bowo, seorang SarjanaTeknik, anak orang kaya di desa tersebut.
      Diantara ketiga calon tersebut Pak Bowo merupakan yang termuda. Istri Pak Bowo bernama Lastri dan mereka mempunya seorang anak yaitu Pambudi.
“Bu, ternyata bapak mendapatkan nomor urut 3.” Teriak Pambudi.
“Benarkah? Darimana kau tahu, Bud?”
“Aku mendengar dari mang Dartim, dia baru saja pulang dari kantor kepala desa, bu.”
“Tapi kenapa bapakmu belum pulang juga?”
“Aku pun tak tahu bu, mungkin sebentar lagi. Ibu tunggu saja di rumah jangan pergi kemana-mana”
          Istri Pak Bowo menunggu kedatangan suaminya tersebut. Gelisah dan khawatir dirasakan oleh Bu Lastri, dia mondatr mandir di ruang tengah seraya mengintip jendela kalau saja suaminya segera datang. Tak lama kemudian terdengar...
“Hidup nomor 3... hidup nomor 3...” teriak para pendukung Pak Bowo yang mulai memasuki halaman rumahnya.
Banyak simpatisan yang menggembar gemborkan semangat untuk calon nomor urut 3. Maklum saja para simpatisan tersebut tidak benar-benar mendukung tanpa balasan, namun mereka telah dijanjikan pula bayaran oleh Pak Bowo. Entah berapa banyak uang yang telah dikeluarkan Pak Bowo untuk upah para pendukungna tersebut, anggap saja uang tersebut sebagai uang makan dan uang keringat yang telah mendukungnya.
          Mendengar suara gaduh di luar, istri Pak Bowo langsung menghampiri suaminya tersebut.
“Pak, bagaimana hasilnya?”
“Nomor 3 bu.” Jawab Pak Bowo sambil menunjukkan 3 jari pada istrinya.
“Lantas bagaiman dengan kampanye bapak nanti?”
“Tenang bu tidak perlu khawatir, itu urusan nanti. Lebih baik sekarang Ibu siapkan saja makanan dan minuman yang banyak untuk para tamu kita.”
“Baiklah kalau begitu akan segera Ibu siapkan.”
“Oh iya bu, jangan lupa ambilkan 100 lembar amplop dikamar.”
“Apa tidak terlalu banyak, nanti kita bisa kehabisan modal jika setiap harinya saja hampi 100 amplop bapak bagikan pada mereka.”
“Sudahlah bu, jangan banyak bicara, lakukan saja apa kata bapak.” Pak Bowo jengkel.
          Dengan sedikit marah pada suaminya tersebut, Bu Lastri segera mengambil 100 lembar amplop yang diminta suaminya. Pak Bowo sudah mulai terobsesi menjadi seorang kepala desa bahkan dia telah dibutakan oleh sanjungan dan kata-kata manis dari para simpatisannya, sehingga dia selalu memberikan apa yang diminta pendukungnya yang berjanji untuk memenangkan dirinya sebagi kepala desa Bobot Lor yang baru.
      Sebenarnya Pak Bowo telah memiliki segalanya dalam hidupnya, mulai dari pendidikan, pekerjaan, dan kekayaan. Namun entah mengapa dia berniat untuk mencalonkan dirinya sebagai kepala desa, padahal pekerjaannya sudah sangat menjamin kehidupannya bersama keluarga. Tidak perlu menjadi pejabat hidup Pak Bowo sudah hidup sangat berkecukupan segalanya. Sosok Pak Bowo sebelumnya tidak banyak yang mengenal, kebanyakan warga dari Bobot Lor sendiri tidak mengenal secara dekat bagaimana kepribadian Pak Bowo. Namun banyak rumor beredar bahwa itu semua karena Pak Bowo tak pernah mau berkumpul atau sekadar berbincang-bincang bersama warga desa. Dia dikenal sebagai orang yang tak mau bersosialisasi dengan warga misalnya saja Pak Bowo tidak pernah mengikuti kegiatan kerja bakti, tidak pernah pula megikuti musyawarah desa yang diadakan setiap bulannya dengan alasan dia sibuk dengan pekerjaannya dan aktivitasnya di luar kota.
         Banyak warga yang bertanya-tanya mengapa Pak Bowo ingin menjadi kepala desa. Sepertinya rumor tersebut terdengar sampai ke telinga Pak Bowo.
“Darmin, pokoknya aku tidak mau tahu masalah ini harus segera diatasi.” Perintah Pak Bowo kepada anak buahnya tersebut.
“Baik pak, akan saya atasi. Orang-orang seperti itu diberi amplop yang cukup juga pasti akan berhenti bicara.”
“Beri saja, yang penting citra buruk ku yang sekarang sedang dibicarakan warga segera hilang. Kau harus membuat aku menjadi sosok yang baik, Dar.”
“Siap, laksanakan pak.”
“Oh iya satu hal lagi, coba kau cari tahu kapan ada kerja bakti di desa. Akau harus datang agar warga dapat menyaksikan bahwa aku bukan orang yang tidak bisa bersosialisasi.” Ucap Pak Bowo dengan mantap.
“Bapak yakin? Bukannya Pak Bowo paling benci acara kumpul-kumpul seperti itu karena cuma buang-buang waktu saja.”
“Mau bagaimana lagi Dar, aku harus melakukannya untuk membangun kesan yang baik sebagai calon kepala desa.”
“Tidak perlu repot-repot seperti itu pak, beri saja mereka uang dan makanan yang cukup pasti mereka akan sangat senang.”
“Kamu pikir semua warga desa ini orang bodoh? Banyak pula yang tidak mau di suap dengan uang, Dar. Mereka orang-orang yang katanya telah mengerti demokrasi.”
“Oh begitu pak, baiklah saya akan melaksanakan tugas dari bapak.”
“Bagus, setelah semua selesai cepat kembali dan laporkan hasilnya kepadaku.”
Dartim meninggalkan rumah Pak Bowo. Setelah beberapa saat Pak Bowo mulai memikirkan strategi agar dirinya menang dalam pemilihan nanti. “Waktu kampanye terbuka akan segera tiba, aku harus mengumpulkan sebanyak mungkin masa yang akan mendukungku nanti, sepertinya sekarang aku harus mulai aktif dalam kegiatan warga.”
        Perubahan drastis terjadi pada Pak Bowo akhir-akhir ini, dia menjadi lebih ramah pada setiap orang. Didampingi Dartim, anak buahnya tersebut Pak Bowo selalu datang pada setiap undangan dari warga, undangan pernikahan, khitanan bahkan Pak Bowo akan selalu hadir disetiap acara yang diadakan di desa. Begitupula dengan istri Pak Bowo yang sekarang lebih merakyat karena tuntutan suaminya tersebut.
“Bu, jangan lupa kita harus datang ke pernikahan anaknya Pak RT Karno.” Kata Pak Bowo.
“Iya pak, ibu sudah tahu. Lagipula bapak sudah berapa puluh kali mengingatkan .”
“Wajar kan bapak mengingatkan karena kita harus selalu hadir diacara-acara seperti ini, biar warga desa bisa melihat kiat, bu.”
“Ibu mengerti pak, tapi tolong jangan lakukan semua kebaikan ini hanya untuk menarik simpati orang-orang.”
“Kamu ini bagaimana bu, semuanya agar bapak dipilih oleh mereka. Lagipula mereka sudah banyak menerima amplop-amplop dari kita maka sudah sewajarnya mereka memilih bapak nantinya.”
“Memangnya bapak begitu yakin mereka akan memilih bapak? Kita kan tidak tahu pak, bisa saja mereka menyanjung-nyanjung bapak hanya untuk mendapatkan uang dari kita.”
“Tidak mungkin, bapak yakin bu bahwa mereka para pendukung kita pasti akam memenangkan bapak menjadi kepala desa.”
“Sudahlah terserah bapak saja.”
       Tidak terasa sudah mendekati tanggal dimana pemilihan kepala desa Bobot Lor akan segera dilaksanakan. Masing-masing calon telah melaksanakan kampanye sesuai dengan jadwalnya, semuanya berjalan sebagimana mestinya. Sebentar lagi desa Bobot Lor akan mendapatkan pemimpin baru. Semua calon telah mengeluarkan banyak tenaga dalam pesta rakyat ini.
“Besok adalah hari penentuan, Dar.” Ucap Pak Bowo pada Dartim.
“Iya pak, saya yakin bapak pasti menang.”
“Pastilah, aku sudah mengeluarkan banyak uang dan tenaga untuk sampai disini. Aku bisa rugi jika akhirnya tidak menang.”
“Iya saya mengerti pak, namun sepertinya sekarang kita dalam posisi bahaya.”
“Bahaya? Apa maksudmu?”
“Maaf pak saya mendengar bahwa malam ini akan ada gempuran tersembunyi dari calon nomor urut 1, banyak warga yang bilang mereka akan diberi uang jajan  dari Pak Didi.”
“Astaga, lantas apa yang sekarang harus kita lakukan? Kalau seperti itu aku bisa kalah saing, Dar.”
“sepertinya kita juga harus melakukan serangan fajar, pak.”
“apalagi itu serangan fajar? Bicaralah dengan jelas jangan kau gunakan istilah-istilah yang aku tidak mengerti.” Pak Bowo mulai panik.
“Begini pak maksudnya kita juga harus membagikan amplop periode terakhir pagi-pagi sekali sebelum matahari terbit, kita datangi rumah-rumah warga dan kita berikan yang lebih banyak dari calon lainnya.”
“Apa cara seperti itu akan berhasil, Dar?”
“Pasti berhasil pak, hari gini siapa sih orang yang tidak silau dengan uang, apalagi datangnya secara cuma-cuma.”
“Baiklah kalau begitu, lakukan rencanamu tapi awas jangan sekali-kali kau mencoba untuk mengkhianati kepercayaan yang telah aku berikan.”
“Siap, pak. Bapak bisa percayakan semuanya pada saya.”
     Tepat pukul 07:00 WIB tempat pemungutan suara dibuka. Warga desa Bobot Lor mulai berdatangan untuk menyalurkan hak pilih mereka, tak terkecuali dengan calon kepala desa Bobot Lor yang akan menyalurkan hak pilih mereka. Masing-masing calon datang bersama dengan keluarga dan pendukung mereka masing-masing. Semua orang terlihat berlalu-lalang disekitar TPS menunggu proses penghitungan suara dimulai siang nanti. Sesuai jadwal TPS ditutup pukul 13:00 WIB maka setelah itu proses penghitungan suara bisa dilaksanakan.
      “Hidup nomor 1... hidup nomor 1...” terdengar begitu keras merayakan kemenangan nomor urut 1, Pak Didi terpilih menjadi kepala desa yang baru.
       Mendapati dirinya kalah, Pak Bowo jatuh pingsan dan tak sadarkan diri. Semua keluarganya turut bersedih atas kekalahan Pak Bowo. Setelah sadar Pak Bowo tak henti-hentinya berteriak mengungkapkan kekesalannya. Semakin parah dengan kenyataan bahwa dia telah ditipu oleh anak buahnya sendiri, Dartim tidak pernah membagikan uang pada warga semuanya dia ambil tak tersisa, serangan fajar yang dia rencanakan bersama Pak Bowo sebenarnya tak pernah dia lakukan, dia membawa lari uang tersebut. Pak Bowo telah kehilangan banyak uang secara percuma karena orang kepercayaannya sendiri.

“Dartim... akan ku bunuh kau!” Pak Bowo mengamuk.