Kebenaran yang Membunuh
1. Sinopsis 
Berlatar tempat
di sebuah penjara, drama ini berkisah perihal seorang perempuan, idealisme, dan
suatu realitas sosial. Naskah oleh Meong Purwanto yang diadaptasi dari novel
Nawal el Shadawi berjudul “Perempuan di Titik Nol” ini dimulai dengan
percakapan seorang Kapten dan Frater di adegan pertama. 
Konflik langsung
dimunculkan dengan pemikiran kedua tokoh tersebut terhadap Firdaus, narapidana
perempuan yang sedang menunggu hukuman mati. Firdaus dihukum olehsebab
tindakannya membunuh pejabat tinggi. Namun bukan tanpa alasan Firdaus berbuat
demikian. Firdaus yang merupakan seorang pelacur mengatakan ‘tidak’ ketika
pejabat tinggi tersebut menginginkannya. Firdaus tak mau menerima uang rakyat
yang diberikan oleh pejabat tinggi itu nantinya. Namun si pejabat tinggi itu
tetap menginginkannya, hingga Firdaus membela diri dan membunuh si pejabat
tersebut. 
Oleh karena perbuatan
Firdaus yang dirasa melanggar hukum, akhirnya dia dipidana mati. Namun Firdaus
tetap tak ingin meminta keringanan atau grasi kepada Presiden. Firdaus tetap
pada idealisme dan prinsipnya bahwa Dia berbuat demikian karena sebuah
kebenaran, kebenaran yang membunuh.   
2 . Analisis Naskah Drama
Kebenaran yang Membunuh
Penulis   : Meong Purwanto
  1.           
 Plot       
              Linear secara berurutan,
ditunjukkan dalam tahapan pertama  timbul
konflik saat percakapan tokoh kapten dan frater. Konflik makin rumit yang
ditunjukkan oleh diamnya firdaus saat ditanya oleh frater sehingga mengalami
klimaks ketika firdaus bercerita tentang masa lalunya. Kemudian berakhir dengan
resolusi atau falling action.
  2.           
Penokohan dan
Perwatakan
Klasifikasi Tokoh
berdasarkan jalannya cerita :
a.        
Tokoh protagonis yaitu tokoh yang mendukung cerita.
Dalam drama ini ditunjukkan oleh Firdaus.
b.       
Tokoh antagonis yaitu tokoh yang menentang cerita.
Dalam hal ini ditunjukkan oleh Pejabat, ayah, paman, dan suami.
c.         
Tokoh tritagonis yaitu tokoh pembantu baik untuk
tokoh protagonist dan tokoh antagonis. Dalam drama ini ditunjukkan oleh tokoh
Kapten, Sipir, dan Frater.
Klasifikasi tokoh
berdasarkan fungsinya :
a.        Tokoh sentral yaitu tokoh yang paling
menentukan gerak lakon, pusat terjadinya konflik. Dalam drama ini ditunjukkan
oleh Firdaus.
b.      Tokoh utama yaitu
Tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dalam drama ini ditunjukkan oleh
Frater.
c.        Tokoh pembantu yaitu tokoh sebagai pelengkap
atau tambahan. Dalam drama ini ditunjukkan oleh Sipir dan Kapten. 
Perwatakan
a. Keadaan Fisik
(Fisikologis)   
·        
Firdaus  :
Wajahnya kusut dan dingin, matanya teduh dan liar, Tubuhnya bagai patung lilin
tapi perkasa.
          b. Keadaan Psikis (Psikologis)
·        
Firdaus  :
angkuh, teguh pendirian, dan idealis.
·        
Kapten   :
tegas.
·        
Sipir       :
patuh pada pimpinan. 
·        
Frater     :
penyabar, selalu memberi nasihat.
          c. Keadaan Sosial (Sosiologis)
            Pengagungan kekuasaan.
3.       Dialog
atau Percakapan          
       Pemilihan diksi yang digunakan
disesuaikan dengan perwatakan tokoh yang digunakan. 
4.       Setting
atau Latar
a.      
Tempat               :
Penjara keras dan dingin
b.     
Waktu              :
Dini hari (pukul 12 malam,pukul 1 malam,pukul 2 malam) dan pagi hari (pukul 5
pagi).
c.      
Ruang                : Suasananya megangkan dan
memprihatinkan. 
5.       Tema
/ Nada Dasar Cerita  
Kritik Sosial.
6.       Amanat 
                        1.
Jangan mengagung-agungkan kekuasaan.
                        2. Jangan memandang seseorang
dari status sosialnya.
Postingan yang bagus mbak Renita, sesuai dengan judul blognya, berbagi bahasa. Blognya juga saya suka, background buku sudah sesuai dengan blognya, menunjukkan adanya ilmu pengetahuan yang ada di blognya mbak Renita. Untuk konten-kontennya bisa ditambah lagi mbak Renita. Ikannya kok tidak ada ya? Hanya kolamnya saja, coba bisa diperbaiki lagi.
BalasHapusSelamat berkarya :)