Rabu, 03 Desember 2014

Analisis Puisi Anak

SASTRA ANAK

PUISI ANAK 

A.      Hakikat Puisi
          Definisi puisi cukup banyak, salah satu pendapat yang cukup mudah dipahami diantaranya mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya Sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni struktur fisik dan struktur batinnya (Waluyo.1995:28, dalam buku Drs.Supriyadi, Mpd. Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44). Berdasarkan asal-usul istilah puisi dari atas dan berbagai pendapat para ahli, pengertian puisi dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata, rima, dan irama sebagai media penyampaian untuk membuatkan ekspresi, ilusi dan imajinasi.

1.        Karakteristik Puisi (Anak)
Sebagai bagian dari Sastra Anak, puisi anak juga memiliki karakteristik yang identik dengan sastra anak: Pengungkapan sesuatu dari kaca mata anak. Sebagaimana halnya dengan puisi dewasa, puisi anak juga ditulis dengan seleksi kata yang ketat, pendayaan metafora dan citraan untuk menggambarkan imajinasi, memori dan emosi ( Mitchell, 2003: 142 )
Menurut Norton (323-324) puisi anak-anak mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  1. Puisi anak adalah puisi yang berisi kegembiraan.
  2. Mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan semangat bermain bahasa.
  3. Harus berupaya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan kata yang dipergunakan mengmbangkan imajinasi, dan melihat serta mendengar kata-kata dalam cara baru.
  4. Menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan tindakan sehari-hari.
  5. Ditulis berdasarkan pengalaman anak.
  6. Berbentuk informasi sederhana yang membuat anak dapat menafsir dan menangkap sesuatu dari puisi itu.
  7. Tema puisi harus menyenangkan anak-anak, menyatakan sesuatu kepada anak, menggelitik egonya, mengingat kebahagiaan, menyentuh kejenakaan dan membangkitkan semangat pribadi anak-anak.
  8. Dapat dibaca anak-anak dan mudah dimengerti.

Contoh puisi anak
BERDOA
Karya: Abdul Goni
Ibuku yang telah memelihara dan membesarkan daku
Dan dia telah menyekolahkanku
Dia satu-satunya untukku
Yang merawat aku semenjak kecil

Aku akan mendoakan ibuku
Karna dia mengayun-ayun
Ketika aku masih kecil
Dan dia yang membesarkanku.

2.        Dari Rima dan Irama ke Puisi
            Keindahan lagu-lagu dolanan, dan nursey rhymes, terutama dan pertama-tama diperoleh lewat permainan bahasa. Permainan bahasa itu sendiri dapat dilakukan lewat berbagai cara, tetapi yang paling dominan adalah cara-cara perulangan, repetisi, perulangan bentuk dan jika dibacakan menghasilkan repetisi bunyi. Wujud perulangan itu sendiri dapat menyangkut kata-kata yang menghasilkan persajakan, rima, dan pola struktur sintaksis yang menghasilkan irama, irama yang ritmis dan melodius. Dengan dilagukan  puisi-puisi lagu anak itu bahkan menjadi semakin dominan peran rima & iramanya, semakin terlihat unsur kepuisiannya.

NAIK KERETA API
Naik kereta api tut tut tut
Siapa hendak turun
Ke Bandung Surabaya
Bolehkah naik dengan percuma
Ayo kawanku lekas naik
Kereta apiku tak berhenti lama
     (Ibu Sud)
              Lagu dolanan diatas memperlihatkan eksploitasi bahasa, permainan bahasa, untuk memperoleh dan menekankan unsur rima dan irama.



B.       UNSUR PUISI
1.    Bunyi
Keindahan bunyi dalam sebuah puisi terasa intensitassnya etelah puisi itu dibacakan, dan bahkan jika mungkin dilagukan, tidak dilihat secara visual dalam bentuk tulisan.
Contoh Puisi
POTONG BEBEK ANGSA
Potong bebek angsa masak di kuali
Nona minta dansa dansa empat kali
Sorong ke kiri sorong ke kanan
Tra lalala lala lala
Sorong ke kanan tra lalala lala lala
Masuk ke hutan ambil rambutan
Dikejar-kejar sama orang utan

·         Persajakan, rima
Pola perulangan bunyi yang sengaja ditimbulkan & didayakan untuk mencapai efek keindahan itulah yang kemudian dikenal sebagai persajakan, sajak, atau rima. Fungsi persajakan, yaitu yang dikenal sebagai daya evokasi: kemampuan untuk membangkitkan bunyi lain secara ekspresif.
Contoh Puisi oleh Leon Agusta, Berkemah dengan Putri Bangau, 1981:22
BUNGA MELATI
Bunga mungil bunga melati
Tumbuh di taman berumpun-rumpun
Kusiram engkau setiap pagi
Supaya segar berdaun rimbun

Bunga kecil indah berseri
Kembanglah bertangkai-tangkai
Kucium wangimu harum sekali
Kelopak lembut segar terurai

Kupetik engkau pagi dan petang
Jadi hiasan di taman kembang
Bila datang kumbang bertamu
Dia kan lihat putih wajahmu
·         Irama
Irama dalam puisi berkaitan dengan gerak, alunan, bunyi yang teratur yang ritmis, dan itu akan terasa jika puisi itu dibaca dan didengarkan. Selain berhubungan dengan alunan bunyi, irama juga berurusan dengan tinggi rendah dan cepat lambat  serta variasi keduanya, bahkan juga dengan tekanan kata.
Contoh Puisi
GURUKU
Sungguh mulia jasamu
Mengajar murid mengenal ilmu
Tanpa rasa ragu

Engkau guruku seorang
Mengajarku dengan penuh kasih sayang
Perbedaan tidak kau pandang
Kami semua merasa senang

Guruku…
Tanpamu ku tak bisa meraih cita-citaku
Aku akan selamanya
Mengingat
(Dewi Anggraeni, Sepuluh Tahun, SD Kartika Cimahi)

2.      Kata
·         Seleksi kata
Dilihat dari segi penulis puisi, seleksi kata-kata adalah proses penulisan yang intensif, menantang dan sekaligus mengasyikkan sebagai manifestasi espresi pengalaman emosionalnya. Dilihat dari sudut pebaca puisi, seleksi kata-kata adalah jaminan pemerolehan kenikmatan emotif & kemudahan pemahaman dialog yang ditawarkan. Apek pemilihan kata berdasarkan :
·      Aspek bunyi : ketetapan pemilihan kata dari aspek bunyi dalam puisi menjanjikan salah satunya adalah nilai kepuitisan dan itu berarti bahwa adanya efek keindahan pada puisi yang bersangkutan. Pemilihn bunyi-bunyi yang terpola secara tepat mnyebabkan puisi menjadi enak dan lancar dibaca, merdu dan mampu membangkitkan sugesti tertentu.
·      Aspek bentuk : puisi adalah sebentuk ekspresi yang padat dan indah. Bahasa puisi mesti singkat dan padat. Singkat mengindikasikan  sedikitnyan kata-kata yang dipakai, sedang padat menunjukan luasnya gagasan yang ditawarkan.
·      Aspek makna : puisi hadir untuk mendialogkan dan menawarkan sesuatu, makna tetapi dengan cara-cara yang literer, bicara lewat nurani, kata hati dan rasa.
·      Aspek ekspresivitas : meupakan aspek yang menekankan pada kesan dan efek yang ingin dicapai karena efek itu seolah-olah dapat meyakinkan bahwa sesuatu yang diungkapkan itu benar-benar merupakan lontaran hati secara serta merta.

3.    Sarana Retorika
Sarana retorika sengaja dipakai untuk memperindah pengungkapan kebahasaan & memperluas (juga mengongkretkan & memfasilitasi)  jangkauan pemaknaan. Sarana retorika meliputi:
·         Pemajasan.
            Pemajasan adalah suatu bentuk pengungkapan yang berada di wilayah tarik-menarik antara makna denotasi & konotasi, langsung & tidak langsungnya makna yang ditunjuk, makna tersirat & tersurat. Pemajasan lebih difungsikan untuk menambah kemungkinan berbagai dimensi pemaknaan. Secara garis besar majas dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
-          Perbandingan.
Berupa bentuk metafora, simile,
-          Persamaan
Berupa bentuk personifikasi
-          Pertautan
Berupa bentuk metonimi-sinekdok

Contoh Puisi

ILMU
Ilmu…
Bukan bagaikan
mengambil sepotong kue
memakannya, kemudian kenyang

tapi
ilmu bagaikan
meraih bulan
yang bulat bersinar
yang jauh disana

walau sulit meraihnya
tapi sangat menyenangkan
bila berhasil menghafalnya

(Safira Azizah, kelas IV Cimanggis Depok)

·         Citraan.
 Citraan untuk mengongkretkan penuturan yang membantu pembaca untuk melihat, mendengar, merasakan, & menyentuh berbagai pengalaman yang diungkapkan dalam puisi. Citraan dibedakan menjadi:
-          Penglihatan (visual)
-           Pendengaran (auditif)
-          Gerakan (kinestik)
-          Rabaan,
-          cecapaian (taktil termal)
-          Penciuman (olfaktori)

Contoh Puisi oleh Syair-syair Asep
PANCA INDRAKU

Aku melihat bulan
Denhan mataku
Aku mendengar kicau burung
Dengan telingaku

Aku merasa manisan
Dengan lidahku
Aku mencium bunga
Dengan hidungku
Aku meraba patung
Dengan kulit tanganku
·         Penyiasatan struktur.
Penyiasatan struktur adalah salah satu wujud sarana retorika yang bermain di wilayah struktur & menghasilkan efek retoris yang paling intensif. Penyiasatan struktur untuk lebih “menggayakan”, mengintensifkan, & menghidupkan pengeksprsian.
Contoh puisi
DERITA ANAK BANGSA

Ia mengayuh sepedanya
Ia mengayuh semangatnya
Ia mengayuh harapannya
Menjual Koran di pagi hari
Panasnya matahari, dinginnya hujan
Tak ia rasakan
Ia sampai putus sekolah

Cita-cita tak lagi ia gantungkan
Masa depan tak berani ia angankan
Hanya ada satu kewajiban
Menjual Koran, mencari makan
Seperti inikah nasib anak bangsa?
(Ainun Qalbi SR, kelas 1 SMPN 1 Surabaya)

4.    Tema
            Jika penulis puisi itu adalah anak-anak, kandungan isi puisi yang dihasilkan mesti juga tidak jauh dari dunia anak, pengalaman anak, & bagaimana cara anak memandang hal-hal itu semua yang menurut ukuran orang dewasa terrgolong sederhana. Orang dewasa yang menulis puisi anak pun mau tidak mau harus “menyeuaikan diri” dengan dunia dan cara pandang anak agar puisi yang dihasilkan komunikatif bagi pembaca anak. Tema-tema yang banyak ditemukan pada puisi anak misalnya, tema orang tua dan guru, tema binatang dan lingkungan alam, tema religius.
Contoh puisi
MAMA
Oh…mama
Kenapa hatimu mulia
Aku ingin memelukmu
Aku selalu merindukanmu

Sejak aku masih kecil
Aku selalu disayang mama
Mama oh mama
Kau jangan bersedih

(Desti Yuliani Bayuningsih, SDN Banaran 1, Playen, Gunungkidul)

C. MACAM PUISI ANAK
1.      Balada
           Balada adalah puisi yang berisi cerita, namun ia diadaptasikan untuk dinyanyikan atau paling tidak memberikan efek nyanyian. Karkteristik balada adalah dipergunakan dialog dalam pengisahan cerita, kuatnya aspek repetisi bnyi yang terwujud dalam bentuk rima & irama, & adanya unsure refrain sebagaimana halnya dalam nyanyian. Puisi yang memiliki aspek balada misalnya puisi yang berjudul:

 MAMA, ADA ORANG MINTA-MINTA DI PINTU PAGAR
Mama, ada orang minta-minta di pintu pagar
Kasihan sekali. Matanya buta, jalannya meraba-raba
Sherly hanya dapat memberinya sepotong coklat dan
Gula-gua. Karena sisa uang jajanku hari ini habis untuk
Membeli buku.

Mama, ada orang minta-minta di pintu pagar
Kasihan sekali. Tampaknya lapar dan belum makan dari pagi
Barangkali uang belanja masih tersisa. Sebagian dapat
Diberikan padanya, untuk membeli sebungkus nasi atau
Makanan.

Mama, orang minta-minta itu telah meninggalkan pintu
Pagar. Dengan uang yang dua puluh lima rupiah, wajahnya
Kelihatan cerah. Ia kembali berjalan tersaruk-saruk dituntun
Oleh tongkatnya menuju rumah tetangga.
            (Sherly Malinton, Bunga Anggrek untuk Mama, 1981:16).
2.      Puisi Naratif
           Puisi naratif adalah puisi yang bercerita (Mitchel, 2003:147). Wujud puisinya dapat berupa puisi lirik, sonata, atau syair, namun suatu hal yang pasti adalah bahwa puisi itu berisi cerita (Huck dkk. (1987:407). Salah satu contoh puisi naratif adalah puisi yang berjudul “Putri Bangau” (karya Leon Agusta).

PUTRI BANGAU
1
Konon dahulu di negeri Jepang
Tersebutlah tentang sebuah dongeng
Mengisahan seekor bangau yang malang
Sayapnya luka tak bisa terbang

Seorang pak tani setengan baya
Menemukannnya dekat telaga
Bangau dipungut diobatinya
Sehingga sembuh sayap yang luka

Sang bangau tak dapat banyak bicara
Pada pak tani berhti mulia
Dalam hatinya ia berjanji
Suatu waktu kan datang kembali
                       ***
2
Datanglah saaatnya disuatu pagi
Ketika pak tani lagi sendiri
Datanglah padanya seorang putri
Ingin diterima sebagai istri

Karen tak ada aral melintang
Merekapun kawin tanpa halangan
Mendirikan rumah hutan
Sambil bekerja pagi dan petang

Ketika pak tani kerja di ladang
Sang istri bertenun dalam kamar

Setelah siap selembar kain
Sarung sutra halus dan indah

Sang istri mohon agar dijual
Kepada pedagang yang dari kota

Karena kainnya sangat indah
Sutra halus tenunan dewi
Pedagang kota sedia membayar
Banyaknya uang sepundi emas

Demikianlah hidup pak tani miskin
Menjadi kaya beristri jelita
Merekapun saling setia
Nikmati hidup damai bahagia

3.      Puisi Lirik
Puisi lirik adalah menggambarkan suasana hati, jiwa, perasaan, & pikiran. Puisi lirik berwujud ontaran jiwa, hati perasaan, & pikiran untuk menyikapi sesuatu yang telah menjadi pengalaman emosional penulisnya Mitchell (2003:147-148) . Misalnya, puisi yang berjudul “PAPAKU” (karya Reynaldo Marsadio).


PAPAKU
Ya Tuhan....
Aku mohon Kau melindungi
Dan menjaga Papa selalu.
Saat aku masih tidur lelap
Papa sudah berangkat kerja
mencari nafkah buat kami semua
Tengah malam Papa baru pulang
Saat aku sudah tertidur pulas
Ya Tuhan...
Terima kasih Kau beri kami
Papa yang baik hati

(karya Reynaldo Marsadio, SDN Ungaran 1 Yogyakarta).



6 komentar: